#大户持仓变化 Emas telah mengalami kenaikan selama lima hari berturut-turut, mendekati puncak sejarah di 4381. Di balik kenaikan ini adalah sinyal dovish yang dirilis setelah Federal Reserve menyelesaikan pemangkasan suku bunga pada bulan Desember—pihak manajemen secara langsung menyatakan bahwa pasar tenaga kerja menghadapi tekanan penurunan yang jelas, dan kebijakan tidak seharusnya terlalu menekan lapangan kerja. Pernyataan ini langsung memicu imajinasi investor tentang dua kali pemangkasan suku bunga di tahun depan. Dolar AS pun melemah, dan emas pun meluncur seperti naik roller coaster.

Namun dua hari terakhir ini agak memalukan—harga emas melonjak tinggi lalu kembali turun secara berurutan, menunjukkan adanya tekanan jual jangka pendek yang meningkat. Kenapa bisa begitu? Singkatnya, pasar sedang menunggu data non-pertanian AS bulan November dan data ritel bulan Oktober yang akan dirilis malam ini, sehingga banyak investor memilih untuk mengamankan keuntungan lebih awal, yang akhirnya memicu gelombang penjualan.

Situasi teknikal juga patut diperhatikan. Pada grafik harian, emas kehilangan momentum setelah kenaikan beruntun dan kini terjebak dalam kondisi berfluktuasi di level tinggi. Support di bawahnya pertama-tama mengacu pada level breakout Kamis lalu di 4260—jika level ini ditembus, tekanan koreksi jangka pendek akan besar, dan jika dilihat lebih jauh, ada garis moving average 10 hari di 4240 dan angka bulat 4200 sebagai level support berikutnya.

Di atas, pertama-tama harus menembus angka bulat 4300, lalu level tertinggi intraday di 4317 yang beberapa kali gagal ditembus pada hari Selasa minggu ini. Jika mampu menembus level ini, harga emas berpeluang mengarah ke puncak hari Senin di 4350. Dari indikator, garis moving average 5 hari masih menunjukkan tren naik, tetapi kekuatan kenaikan MACD tampak melemah, RSI sudah mulai berbalik turun, dan KDJ juga membentuk dead cross—semua sinyal ini menunjukkan momentum koreksi jangka pendek.