Pada dini hari, Bitcoin tiba-tiba turun 3000 poin, langsung menuju ke level terendah sebelumnya di 87.000 USD. Saat itu, data margin call memenuhi layar, teori crash menyebar di mana-mana. Indeks ketakutan seluruh pasar langsung melonjak ke puncaknya.

Namun hanya beberapa jam kemudian, harga rebound sendiri. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Banyak orang terjebak dalam gelombang pasar yang aneh ini—penyesalan karena terpaksa menjual, kerugian dari shorting, dan kelelahan mental.

Tapi saat itu saya sangat tenang. Bahkan saat harga menyentuh level support kritis di 87.000 USD, yang saya rasakan bukanlah ketakutan, melainkan semangat dingin. Kenapa? Karena saya sudah membangun sistem manajemen risiko. Apapun rebound ke 92.000 USD atau turun lebih dalam, posisi dan strategi saya tetap mampu menghadapinya. Fluktuasi pasar tidak lagi menjadi mimpi buruk, malah menjadi peluang sistem saya untuk meraih keuntungan.

**Terlihat seperti "mengamuk", sebenarnya adalah mesin pemanggang long dan short**

Penurunan tajam dan rebound kali ini tampak sangat acak. Padahal, ini adalah permainan klasik antara long dan short di posisi kunci pasar.

Apa yang dipikirkan short? Dengan ketidakpastian makro dan pelanggaran teknikal, mereka menembus garis psikologis, memicu chain reaction panic selling. Long? Mereka bertahan di level 87.000 USD, menganggap ini sebagai lembah nilai tren jangka panjang. Banyak order beli yang bersembunyi di sini, bertahan dengan gigih.

Hasilnya—harga berulang kali berfluktuasi di level support, peserta jangka pendek darah mengalir di mana-mana, sementara mereka yang membangun kerangka risiko lengkap justru mendapatkan keuntungan dari volatilitas ini. Inilah kerasnya pasar, dan mengapa pentingnya stablecoin dan instrumen derivatif semakin menonjol. Bukan hanya sebagai alat trading, tetapi juga sebagai jaminan pengelolaan mental.