Ketika ditanya tentang penemuan yang mungkin telah mendatangkan lebih banyak bahaya daripada manfaat, muncul pengamatan: platform video pendek mungkin menjadi yang teratas dalam daftar. Kekhawatirannya bukan tentang teknologi itu sendiri, tetapi dampak kognitifnya—aliran mikro-konten yang tak ada habisnya yang dioptimalkan untuk merampas perhatian daripada keterlibatan yang bermakna. Umpan yang didorong oleh algoritma menciptakan umpan balik di mana pemikiran yang lebih dalam diabaikan demi kepuasan instan. Apakah itu TikTok, Reels, atau Shorts, format tersebut telah secara mendasar mengubah cara orang mengonsumsi informasi, sering kali dengan mengorbankan fokus yang berkelanjutan dan analisis kritis. Ini menimbulkan pertanyaan yang nyata: ketika platform digital menjadi lebih canggih dalam menangkap perhatian, apakah kita mengorbankan ketahanan mental demi kenyamanan?
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
16 Suka
Hadiah
16
2
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
DefiPlaybook
· 12-21 20:44
Menurut data penelitian ilmu saraf, rata-rata rentang perhatian pengguna video pendek telah turun dari 12 detik pada tahun 2000 menjadi 8 detik, dan angka ini terus menurun. Analisis spesifiknya adalah sebagai berikut: Pertama, mekanisme umpan balik dari optimasi algoritme pada dasarnya adalah tentang skala besar dalam memanen sisa kognisi; Kedua, dari tiga dimensi — kedalaman konten, koherensi pemikiran, kualitas informasi — kinerja platform video pendek berputar di kisaran 0-20 poin. Berdasarkan analogi data on-chain, ini mirip dengan protokol pinjaman dengan TVL yang terlalu tinggi tetapi risiko eksposur yang sebenarnya sangat besar... Jujur saja, mana yang lebih berharga, kenyamanan atau otak?
Lihat AsliBalas0
FloorPriceWatcher
· 12-21 20:22
Menonton video pendek benar-benar merusak otak, algoritme memberi makan apa yang kita konsumsi, di mana ada ruang untuk berpikir?
Ketika ditanya tentang penemuan yang mungkin telah mendatangkan lebih banyak bahaya daripada manfaat, muncul pengamatan: platform video pendek mungkin menjadi yang teratas dalam daftar. Kekhawatirannya bukan tentang teknologi itu sendiri, tetapi dampak kognitifnya—aliran mikro-konten yang tak ada habisnya yang dioptimalkan untuk merampas perhatian daripada keterlibatan yang bermakna. Umpan yang didorong oleh algoritma menciptakan umpan balik di mana pemikiran yang lebih dalam diabaikan demi kepuasan instan. Apakah itu TikTok, Reels, atau Shorts, format tersebut telah secara mendasar mengubah cara orang mengonsumsi informasi, sering kali dengan mengorbankan fokus yang berkelanjutan dan analisis kritis. Ini menimbulkan pertanyaan yang nyata: ketika platform digital menjadi lebih canggih dalam menangkap perhatian, apakah kita mengorbankan ketahanan mental demi kenyamanan?