Belakangan ini diskusi di komunitas sedang memanas—beberapa tim fork dari protokol terkemuka dilaporkan karena sengketa hak cipta kode. Opini publik langsung terbagi menjadi dua kubu, satu mengatakan "semangat open source tidak boleh mati", yang lain berpendapat "hak kekayaan intelektual juga harus dilindungi". Di balik perdebatan ini sebenarnya tersembunyi masalah yang lebih dalam: dalam dunia Web3 yang menekankan desentralisasi, apakah proyek seharusnya memberi kekuasaan atau memegang kendali?
Hari ini mari kita lihat dari sudut pandang berbeda, proyek-proyek yang berhasil mengelola hal ini—misalnya beberapa protokol oracle—mereka tidak menggunakan kontrol keras seperti kekuasaan mutlak, juga tidak bersikap naif dengan menyerahkan semuanya, melainkan merancang strategi berdasarkan tujuan utama "kepercayaan".
**Dua Sisi Hak Kekayaan Intelektual**
Dalam bisnis tradisional, IP sering diperlakukan sebagai senjata serangan: mendominasi pasar, membangun penghalang, dan mengenakan biaya lisensi yang tinggi. Tapi jika diterapkan di ekosistem Web3 yang menekankan desentralisasi dan netralitas kepercayaan, logika ini menjadi bermasalah.
Bayangkan: jika algoritma inti dan merek dari jaringan oracle sepenuhnya dikendalikan oleh satu perusahaan, apa lagi yang tersisa dari klaim "desentralisasi" dan "anti-manipulasi" mereka? Kontrol IP yang terpusat bisa menjadi titik kegagalan tunggal terbesar dalam sistem desentralisasi—ini yang ironis.
**Menggunakan Perisai, Bukan Tombak**
Lihat bagaimana proyek-proyek terkemuka mengelola hal ini, pendekatannya sangat jelas: tujuan utama melindungi hak kekayaan intelektual adalah untuk "pertahanan". Secara spesifik, yaitu:
Mencegah penyalahgunaan dan penipuan merek. Ada yang mengaku sebagai perusahaan, memalsukan produk, bahkan menggunakan nama untuk menipu pengguna, hal semacam ini harus dihentikan. Melindungi integritas merek, memastikan informasi yang diterima pengguna akurat, jelas, dan tidak dimanipulasi.
Ini bukan tindakan monopoli, melainkan langkah penting untuk menjaga kepercayaan ekosistem. Perbedaan besar terletak di sini.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
16 Suka
Hadiah
16
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
quietly_staking
· 13jam yang lalu
Kembali lagi dengan pola ini, jujur saja ini tetap masalah lama tentang bagaimana mau dan tidak mau sekaligus
Lihat AsliBalas0
rekt_but_resilient
· 13jam yang lalu
Pertahanan ≠ monopoli, ini memang harus dipahami dengan jelas, tetapi proyek yang benar-benar mampu melakukannya sangat sedikit jumlahnya
Lihat AsliBalas0
WalletAnxietyPatient
· 13jam yang lalu
Mengambil alih kekuasaan atau melepas kekuasaan, pada akhirnya tergantung pada siapa yang lebih tidak percaya kepada siapa.
Lihat AsliBalas0
DeepRabbitHole
· 13jam yang lalu
Pada akhirnya, ini tetap masalah kepercayaan. Banyak yang melakukan penipuan dan peniruan dengan mengaku sebagai proyek open source.
Lihat AsliBalas0
MEVEye
· 13jam yang lalu
Kembali lagi, argumen "pertahanan vs serangan" ini terdengar cerdas, tetapi sebenarnya ini hanya pihak proyek yang membela diri sendiri.
Lihat AsliBalas0
memecoin_therapy
· 13jam yang lalu
Open source dan perlindungan IP memang tidak selalu hitam dan putih, perlindungan dari penipuan memang sangat penting
Lihat AsliBalas0
SeasonedInvestor
· 14jam yang lalu
Memang cuma teriak open source sambil mau memanen keuntungan, semuanya terlihat jelas di wajah.
Belakangan ini diskusi di komunitas sedang memanas—beberapa tim fork dari protokol terkemuka dilaporkan karena sengketa hak cipta kode. Opini publik langsung terbagi menjadi dua kubu, satu mengatakan "semangat open source tidak boleh mati", yang lain berpendapat "hak kekayaan intelektual juga harus dilindungi". Di balik perdebatan ini sebenarnya tersembunyi masalah yang lebih dalam: dalam dunia Web3 yang menekankan desentralisasi, apakah proyek seharusnya memberi kekuasaan atau memegang kendali?
Hari ini mari kita lihat dari sudut pandang berbeda, proyek-proyek yang berhasil mengelola hal ini—misalnya beberapa protokol oracle—mereka tidak menggunakan kontrol keras seperti kekuasaan mutlak, juga tidak bersikap naif dengan menyerahkan semuanya, melainkan merancang strategi berdasarkan tujuan utama "kepercayaan".
**Dua Sisi Hak Kekayaan Intelektual**
Dalam bisnis tradisional, IP sering diperlakukan sebagai senjata serangan: mendominasi pasar, membangun penghalang, dan mengenakan biaya lisensi yang tinggi. Tapi jika diterapkan di ekosistem Web3 yang menekankan desentralisasi dan netralitas kepercayaan, logika ini menjadi bermasalah.
Bayangkan: jika algoritma inti dan merek dari jaringan oracle sepenuhnya dikendalikan oleh satu perusahaan, apa lagi yang tersisa dari klaim "desentralisasi" dan "anti-manipulasi" mereka? Kontrol IP yang terpusat bisa menjadi titik kegagalan tunggal terbesar dalam sistem desentralisasi—ini yang ironis.
**Menggunakan Perisai, Bukan Tombak**
Lihat bagaimana proyek-proyek terkemuka mengelola hal ini, pendekatannya sangat jelas: tujuan utama melindungi hak kekayaan intelektual adalah untuk "pertahanan". Secara spesifik, yaitu:
Mencegah penyalahgunaan dan penipuan merek. Ada yang mengaku sebagai perusahaan, memalsukan produk, bahkan menggunakan nama untuk menipu pengguna, hal semacam ini harus dihentikan. Melindungi integritas merek, memastikan informasi yang diterima pengguna akurat, jelas, dan tidak dimanipulasi.
Ini bukan tindakan monopoli, melainkan langkah penting untuk menjaga kepercayaan ekosistem. Perbedaan besar terletak di sini.