Meskipun biaya hidup terus meningkat dan anggaran keluarga tertekan oleh inflasi, konsumen Amerika tidak menjauh dari cryptocurrency. Sebaliknya, survei terbaru menunjukkan bahwa aset kripto secara bertahap memasuki skenario konsumsi liburan utama, menjadi pilihan hadiah yang lebih “bernilai” dan memiliki prospek masa depan.
Berdasarkan survei konsumsi liburan terbaru yang dirilis oleh Visa, sekitar 28% orang Amerika menyatakan bersedia menerima cryptocurrency sebagai hadiah selama Natal atau liburan, dan di kalangan Generasi Z, angka ini mencapai 45%. Tren ini menunjukkan bahwa meskipun pendapatan yang dapat digunakan terbatas, minat konsumen Amerika terhadap aset digital tetap kuat.
Dari segi lingkungan makro, meskipun inflasi telah turun dari puncaknya pasca pandemi, biaya hidup inti seperti perumahan, makanan, energi, dan asuransi tetap tinggi. Pertumbuhan gaji secara keseluruhan mengikuti laju inflasi, menghindari penurunan daya beli secara signifikan, tetapi setelah membayar kebutuhan pokok, ruang untuk berinvestasi atau konsumsi non-esensial secara jelas menyempit.
Dalam lingkungan seperti ini, konsumsi tidak hilang, melainkan mengalami perubahan struktural. Konsumen mulai merencanakan belanja lebih awal, membandingkan harga lebih sering, dan memanfaatkan alat teknologi untuk meningkatkan efisiensi pengeluaran. Survei Visa menunjukkan bahwa sekitar 47% konsumen Amerika menggunakan alat AI selama belanja liburan untuk mencari inspirasi hadiah dan membandingkan harga, mencerminkan bahwa “konsumer yang hemat dan cermat” sedang menjadi arus utama.
Cryptocurrency dalam konteks ini dipandang sebagai alternatif pengganti barang non-esensial tradisional. Dibandingkan barang konsumsi sekali pakai, aset kripto dipandang sebagian konsumen sebagai bentuk hadiah yang lebih fleksibel, digital, dan berpotensi memiliki nilai jangka panjang. Bagi generasi muda, cryptocurrency, dompet digital, pembayaran biometrik, dan e-commerce lintas batas telah secara alami menjadi bagian dari gaya hidup keuangan digital mereka.
Dari sudut pandang yang lebih luas, tren ini mencerminkan bahwa ekonomi Amerika berada dalam tahap “hati-hati tetapi stabil”. Konsumen belum sepenuhnya pulih kepercayaan, tetapi juga tidak memilih untuk mengurangi pengeluaran secara drastis, melainkan mengalihkan pengeluaran ke bidang yang lebih efisien dan berpotensi memberikan imbal hasil.
Penetrasi berkelanjutan dari cryptocurrency dalam konsumsi liburan menunjukkan bahwa aset ini sedang bertransformasi dari aset spekulatif yang sangat fluktuatif menjadi alat keuangan yang diterima oleh keluarga biasa. Dalam fase di mana inflasi mulai menurun tetapi kepercayaan belum sepenuhnya pulih, aset digital mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh konsumsi tradisional, menjadi cara bagi orang Amerika untuk berhati-hati dalam bertaruh pada masa depan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Pilihan tak terduga di tengah tekanan inflasi: semakin banyak orang Amerika menjadikan mata uang kripto sebagai hadiah Natal
Meskipun biaya hidup terus meningkat dan anggaran keluarga tertekan oleh inflasi, konsumen Amerika tidak menjauh dari cryptocurrency. Sebaliknya, survei terbaru menunjukkan bahwa aset kripto secara bertahap memasuki skenario konsumsi liburan utama, menjadi pilihan hadiah yang lebih “bernilai” dan memiliki prospek masa depan.
Berdasarkan survei konsumsi liburan terbaru yang dirilis oleh Visa, sekitar 28% orang Amerika menyatakan bersedia menerima cryptocurrency sebagai hadiah selama Natal atau liburan, dan di kalangan Generasi Z, angka ini mencapai 45%. Tren ini menunjukkan bahwa meskipun pendapatan yang dapat digunakan terbatas, minat konsumen Amerika terhadap aset digital tetap kuat.
Dari segi lingkungan makro, meskipun inflasi telah turun dari puncaknya pasca pandemi, biaya hidup inti seperti perumahan, makanan, energi, dan asuransi tetap tinggi. Pertumbuhan gaji secara keseluruhan mengikuti laju inflasi, menghindari penurunan daya beli secara signifikan, tetapi setelah membayar kebutuhan pokok, ruang untuk berinvestasi atau konsumsi non-esensial secara jelas menyempit.
Dalam lingkungan seperti ini, konsumsi tidak hilang, melainkan mengalami perubahan struktural. Konsumen mulai merencanakan belanja lebih awal, membandingkan harga lebih sering, dan memanfaatkan alat teknologi untuk meningkatkan efisiensi pengeluaran. Survei Visa menunjukkan bahwa sekitar 47% konsumen Amerika menggunakan alat AI selama belanja liburan untuk mencari inspirasi hadiah dan membandingkan harga, mencerminkan bahwa “konsumer yang hemat dan cermat” sedang menjadi arus utama.
Cryptocurrency dalam konteks ini dipandang sebagai alternatif pengganti barang non-esensial tradisional. Dibandingkan barang konsumsi sekali pakai, aset kripto dipandang sebagian konsumen sebagai bentuk hadiah yang lebih fleksibel, digital, dan berpotensi memiliki nilai jangka panjang. Bagi generasi muda, cryptocurrency, dompet digital, pembayaran biometrik, dan e-commerce lintas batas telah secara alami menjadi bagian dari gaya hidup keuangan digital mereka.
Dari sudut pandang yang lebih luas, tren ini mencerminkan bahwa ekonomi Amerika berada dalam tahap “hati-hati tetapi stabil”. Konsumen belum sepenuhnya pulih kepercayaan, tetapi juga tidak memilih untuk mengurangi pengeluaran secara drastis, melainkan mengalihkan pengeluaran ke bidang yang lebih efisien dan berpotensi memberikan imbal hasil.
Penetrasi berkelanjutan dari cryptocurrency dalam konsumsi liburan menunjukkan bahwa aset ini sedang bertransformasi dari aset spekulatif yang sangat fluktuatif menjadi alat keuangan yang diterima oleh keluarga biasa. Dalam fase di mana inflasi mulai menurun tetapi kepercayaan belum sepenuhnya pulih, aset digital mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh konsumsi tradisional, menjadi cara bagi orang Amerika untuk berhati-hati dalam bertaruh pada masa depan.